BUDIDAYA TOMAT
Syarat Tumbuh
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0‐1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C‐20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C ‐ 28°C. Curah hujan antara 750‐125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik.
Kemasaman tanah sekitar 5.5 ‐ 6.5, penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.
Budidaya tomat dapat dilakukan dari ketinggian 0‐1.250 mdpl, dan tumbuh optimal di dataran tinggi >750 mdpl, sesuai dengan jenis/varietas yang diusahakan dg suhu siang hari 24°C dan malam hari antara 15°C‐20°C. Pada temperatur tinggi (diatas 32°C) warna buah tomat cenderung kuning, sedangkan pada temperatur yang tidak tetap (tidak stabil) warna buah tidak merata. Temperatur ideal antara 24 °C ‐ 28°C. Curah hujan antara 750‐125 mm/tahun, dengan irigasi yang baik.
Kemasaman tanah sekitar 5.5 ‐ 6.5, penyerapan unsur hara terutama fosfat, kalium dan besi oleh tanaman tomat.
Penyiapan LahanLahan yang akan ditanami tanaman tomat diusahakan bukan bekas tanaman sefamili seperti kentang, bedengan dengan lebar 110 ‐120 cm, tinggi 50 ‐ 60 cm, dan jarak antar bedengan 50 ‐ 60 cm, Kemudian semprotkan STAR BIONIC secara merata pada permukaan bedengan dengan tehnik sembrot mengembun dan biarkan selama 3 hari. Kemudian bibit siap untuk di tanam.
PEMELIHARAAN
Pemupukan
1. Pemupukan dengan pupuk organic plus multiguna CHAPARIONS
Pengulangan pemberian pupuk pada masa pemeliharaan adalah setiap 3 minggu sekali dengan dosis yang di anjurkan seperti yang tertera pada kemasan.
2. Pemupukan dengan pupuk organik plus multifungsi SWARILLAND yang diberikan 2 kali, yaitu pada 7‐10 hari Setelah tanam dan pada usia 35 hari. Dosis pupuk pada masing-masing daerah berlainan,
tergantung dari jenis tanah dan tekstur tanah.
3. Pemasangan
Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP)
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
a.Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
b.Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
c.Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
d.Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
e.Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
Beberapa keuntungan penggunaan mulsa plastik yaitu :
a.Mengurangi fluktuasi suhu tanah.
b.Mengurangi evaporasi tanah, sehingga kelembaban tanah dapat dipertahankan.
c.Mengurangi kerusakan (erosi) tanah karena air hujan.
d.Menekan pertumbuhan gulma, mengurangi pencucian hara terutama Nitrogen dan meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah.
e.Mengurangi serangan hama pengisap (Thrips, tungau dan kutu daun) dan penyakit tular tanah (rebah kecambah dan akar bengkak).
4.
Pemasangan
Turus, Pemasangan
turus dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak, mengurangi kerusakan fisik
tanaman, memperbaiki pertumbuhan daun dan tunas serta mempermudah penyemprotan
pestisida dan pemupukan.
5. Pemangkasan, Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan . tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam.
5. Pemangkasan, Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil buah tomat adalah dengan cara pemangkasan. Pemangkasan cabang dengan meninggalkan satu cabang utama per tanaman akan menghasilkan buah tomat dengan diameter yang lebih besar dibandingkan dengan . tanpa pemangkasan. Jumlah cabang yang harus dipertahankan per tanaman tergantung pada kultivar yang ditanam.
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT YANG BENAR
Tanaman
tomat memerlukan air dalam jumlah yang banyak untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Semakin sering frekuensi pemberian air semakin baik pula sifat
fisik buah tomat yang dihasilkan.
Panen
•Panen pertama dilakukan saat berumur 3 bulan.
•Dipilih yang sudah tua dan jangan memetik yang masih basah, karena tidak tahan lama.
•Buah jangan jatuh.
•Buah jangan terluka.
Panen
•Panen pertama dilakukan saat berumur 3 bulan.
•Dipilih yang sudah tua dan jangan memetik yang masih basah, karena tidak tahan lama.
•Buah jangan jatuh.
•Buah jangan terluka.
HAMA DAN PENYAKIT
1.UlatTanah (AgrotisipsilonHufn.)
Ordo : Lepidoptera, Famili : Noctuidae
Gejala : Terpotongnya pangkal batang tanaman muda yang baru ditanam di lapangan, menyebabkan tanaman roboh terpotong sering terjadi awal musim kemarau.
Ulat tanah ini bersifat polifag, sehingga mempunyai banyak tanaman inang seperti tomat, kentang, cabe, kubis, jagung dll yang masih muda.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman,
Pengendalian
•Cara kultur teknis
-Penanaman bibit tanaman yang toleran atau resisten terhadap serangan ulat tanah.
•Cara fisik dan mekanis dengan sanitasi disekitar tanaman,mengumpulkan dan membunuh ulat langsung,
•Cara biologis
-Memanfaatkan musuh alami parasitoid, seperti Apanteles ruficrus dan Tritaxys braueri.
-Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimiawi
Apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan populasi serangan ulat tanah, aplikasi insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
2.Ulat Buah (Helicoverpa armigera Hubn.)
a.Gejala
•Ulat melubangi buah, buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
b.Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman,.
c.Pengendalian
• Cara kultur teknis
• Cara fisik dan mekanis
• Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami parasitoid, predator dan patogen.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif
• Cara kimiawi
aplikasi insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
a.Gejala
•Ulat melubangi buah, buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh ke tanah.
b.Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman,.
c.Pengendalian
• Cara kultur teknis
• Cara fisik dan mekanis
• Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami parasitoid, predator dan patogen.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif
• Cara kimiawi
aplikasi insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
3.Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.)
Ordo : Homoptera Famili : Aphididae
Gejala•Berupa bercak nekrotik pada daun yang disebabkan oleh rusaknya sel‐sel dan
jaringan daun dihisap nimfa dan serangga dewasa,merupakan vektor TLCV ( Tomato
Leaf Curl Virus)
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman,.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
Memanfaatkan musuh alami parasitoid seperti Encarsia sp., dan predator seperti Scymnus, sp., Menochillus sp., dan Amblyseius sp.
Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimiawi
Aplikasikan insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman,.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
Memanfaatkan musuh alami parasitoid seperti Encarsia sp., dan predator seperti Scymnus, sp., Menochillus sp., dan Amblyseius sp.
Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimiawi
Aplikasikan insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
4.Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala
•ulat grayak menyerang epidermis dengan meninggalkan bagian atas daun hingga barupa bercak‐bercak putih menerawang. Serangan larva dewasa menyebabkan daun sampai berlubang, bahkan sampai tulang daun.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 10 % populasi tanaman.
c.Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami parasitoid, seperti Telenomus spodopterae Dodd (Sceliomidae), Micropitis similes (Eulopidae) dan Peribaea sp. (Tachinidae).
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
Cara kimiawi
Aplikasi insektisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi.
2. Penyakit
Layu Bakteri
Penyebab : Bakteri (Ralstonia solanacearum)
Gejala
•Daun layu disertai dengan warna menguning, diawali dari salah satu pucuk daun atau cabang tanaman, umumnya terjadi pada tanaman berumur sekitar 6 minggu.
•Gejala lanjut daun layu secara menyeluruh dan berwarna coklat diikuti dengan matinya tanaman.
•Bila batang tanaman terserang dipotong akan tampak garis vaskuler berwarna gelap, bila potongan batang tersebut dimasukkan ke dalam air bening akan mengeluarkan eksudat berupa lendir berwarna putih keabu‐abuan. Pada fase serangan ringan keadaan tersebut tidak tampak.
•Eksudat dapat ditemukan pada akar ditandai dengan menempelnya tanah pada bagian akar tersebut.
•Kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan patogen adalah suhu 27°C, cuaca kering dan curah hujan yang banyak.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 5 % populasi tanaman, jika di pertanaman terdapat gejala serangan.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami patogen antagonis, seperti Pseudomonas flurescens (terdapat dalam kandungan pupuk hayati MiG‐6PLUS) yang diaplikasikan pada permukaan bedengan secara merata saat tanaman berumur 15 hst.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimia
−Memberi perlakuan benih sebelum ditanam dengan bakterisida selektif dan efektif.
−Apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan serangan layu bakteri sampai mencapai 5 %, aplikasi bakterisida selektif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi.
Layu Fusarium
Penyebab : Cendawan (Fusarium solani)
a.Gejala
•Daun tampak layu dimulai dari daun bawah berkembang ke daun atas. kemudian menguning dan akhirnya mengering kecuali pucuk tetap berwarna hijau dan pertumbuhan tanaman tidak normal.
•Batang tanaman yang terserang, bila dipotong akan tampak kambiumnya berwarna coklat. Warna coklat serupa kadang dijumpai juga pada pembuluh tangkai daun.
•Pada tanah basah atau dingin, batang di bawah permukaan tanah menjadi busuk, tanaman layu dan mati.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami patogen antagonis, seperti Trichoderma sp.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimia
−Memberi perlakuan benih sebelum ditanam dengan fungisida selektif dan efektif.
−Apabila cara pengendalian lainnya tidak mampu menekan serangan layu fusarium sampai mencapai 5 %, aplikasi fungisida selektif dan efektif sesuai dosis/konsentrasi yang direkomendasi.
3.Virus Daun Menggulung
Penyebab : Virus (Potato Leaf Roll VirusIPLRV)
Gejala
•Daun yang terserang menggulung ke bagian atas mulai dari tepi ke arah ibu tulang daun dan batang menyerupai tabung, warna daun menguning atau mengalami klorosis, Daun dan batang tanaman yang sakit menjadi pucat dan kurus serta batang mengecil.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 5 % populasi tanaman, jika di pertanaman terdapat gejala serangan.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami patogen antagonis dengan selektif dan efektif.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimia
Aplikasi pestisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi
Penyebab : Virus (Potato Leaf Roll VirusIPLRV)
Gejala
•Daun yang terserang menggulung ke bagian atas mulai dari tepi ke arah ibu tulang daun dan batang menyerupai tabung, warna daun menguning atau mengalami klorosis, Daun dan batang tanaman yang sakit menjadi pucat dan kurus serta batang mengecil.
Pengamatan
•Pengamatan dilakukan pada 5 % populasi tanaman, jika di pertanaman terdapat gejala serangan.
Pengendalian
•Cara kultur teknis
•Cara fisik dan mekanis
•Cara biologis
−Memanfaatkan musuh alami patogen antagonis dengan selektif dan efektif.
−Memanfaatkan aneka tanaman biopestisida selektif.
•Cara kimia
Aplikasi pestisida selektif dan efektif sesuai dosis/ konsentrasi yang direkomendasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar